Sering Diremehkan Karna Jualan Asam Dan Sayur, Semua Orang Terkejut Saat Tahu Identitas Cewek Ini
Penampilan seseorang sering dijadikan tolak ukur dalam menilai kehidupan orang tersebut. Sayangnya, menilai kehidupan seseorang hanya dari penampilan luarnya semata bukanlah tindakan yang tepat. Lihat saja penampilan wanita berikut ini.
Jika dilihat sekilas dari penampilannya, orang-orang mungkin akan dengan mudah menebak bahwa kehidupan perempuan itu pas-pasan. Pakaiannya saja begitu sederhana. Ia bahkan tak mengenakan alas kaki. Tapi tunggu dulu, sedikit orang yang tahu bahwa dibalik tampilan sederhana perempuan itu, ia menyembunyikan sesuatu yang luar biasa yang pasti akan membuat banyak orang terkejut dan kagum padanya.
Nama wanita itu adalah Margaretha Hati Manhitu. Usianya sudah tidak muda lagi yaitu menginjak 78 tahun. Wanita itu tinggal di sebuah rumah sederhana di Desa Bijeli, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara. Penampilan wanita lansia itu sangat sederhana.
Mungkin karena pekerjaan sehari-hari adalah penjual sayur sehingga membuatnya tak perlu mengenakan pakaian yang terlalu mewah. Sehari-hari wanita itu lebih suka mengenakan sarung dan baju blouse sederhana dengan tanpa alas kaki. Sayangnya banyak orang yang meremehkan wanita itu dan menilai kehidupan Margaretha hanya dari penampilan luarnya saja.
Sehari-harinya, wanita itu memetik dan memungut Asam kering dari beberapa pohon asam di dekat rumahnya. Asam tersebut kemudian dikumpulkan untuk dikupas dan dijual kepada pembeli yang sudah menjadi langganannya.
Uang hasil berjualan asam tersebut digunakan oleh Margaretha dan sang suami, Yakobus Manue Fernandez yang berusia 84 tahun untuk keperluan makan minum sehari-hari. Rutinitas itu sudah dilakukan wanita itu sejak anaknya yang bernama Raymundus Sau Fernandez masih kecil.
Selain menjual asam, Margaretha yang tinggal bersama dengan seorang anak perempuan dan menantunya juga sering berjualan sayur-sayuran di pasar. Sayuran itu berasal dari sawah milik mereka.
Sebenarnya, anak Margaretha yaitu Raymundus sudah berulang kali melarang ibunya untuk berjualan asam dan sayur di pasar, Akan tetapi, Margaretha tetap kukuh menjalankan rutinitasnya itu. Ia tak mau menjadi beban hidup anaknya.
Padahal, Raymundus , putra Margaretha telah sukses dalam karier politiknya di Kabupaten Timor Tengah Utara. Ia bahkan menjabat sebagai Bupati TTU selama dua periode yaitu periode 2010-2020. Tak sampai disitu saja, Raymundus juga pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua DPRD TTU ketika usianya masih 25 tahun.
Lelaki juga sudah pernah menjabat sebagai Wakil Bupati TTU. Dengan segudang prestasi politik itu, wajar saja jika kehidupan putra Margaretha sebenarnya sudah dapat dikatakan sangat mapan.
Jika ia mau, Margaretha sebenarnya bisa hidup mapan bersama putra sulungnya itu. Namun Margaretha memiliki prinsip, ia tak ingin membebani putranya. Bahkan, sejumlah bantuan dan fasilitas yang diberikan oleh putranya ditolak oleh Margaretha dan suaminya.
"Kami tidak mau membebani anak kami karena dia itu kerja untuk masyarakat banyak. Saya kerja dengan suami saya untuk makan sehari-hari," kata wanita itu dikutip dari laman Kompas.com.
Walaupun anaknya telah meraih kesuksesan, Margaretha tak pernah lupa untuk selalu menasihati putranya agar bekerja dengan baik untuk rakyat. Sungguh luar biasa sosok Margaretha.
Bagaimana pendapat sahabat UCers dengan kisah Margaretha tersebut?
Sumber: regional.kompas.com & analisis pribadi
Sumber Artikel Utama Gan
Komentar
Posting Komentar